Hajaj bin Yusuf adalah panglimanya Marwan bin
Abdul Malik. Beliau sangatlah tegas dan kejam. Apabila ada yang menghina Allah
maka ia bertindak tegas membunuh penghina tersebut. Bahkan apabila ada yang
menentang kepemimpinan maka ia bergegas untuk membunuh pembangkang tersebut.
Sekalipun demikian ia mempunyai sisi baik yaitu Ia tidak makan apabila tidak
ditemani orag miskin.
Suatu hari Hajaj bin Yusuf berada dalam perjalanan
menuju mekah. Di tengah perjalanan menemui waktu makan saing. Ia menyuruh
pengawalnya mencari orang miskin. Tanpa pikir panjang Pengawal bergegas mencari
orang miskin.
Tidak jauh dari perkemahan, pengawal menemukan
seorang penggembala yang tengah tidur pulas di samping kambing-kambing
gembalaannya. Pengawal langsung menghampiri penggembala itu kemudian
membangunkannya dengan sedikit agak nada keras dan memaksa seraya berkata “Panglima
memanggilmu, ayo segera datang!”.
Dengan agak bingung karna bangun tidur, penggembala
tersebut bergegas mendatangi panggilan panglima. Ia berjalan mengikuti
pengawal. Penggembala itu sudah kenal betul mengenai sifat panglima yang tegas
dan kejam. Ia berjalan dengan penuh tanya ada apa gerangan ia dipanggil dan ia
menyiapkan mentalnya untuk menghadap panglima.
Setibanya di tempat makan siang ia mendapati Hajaj
tengah menunggunya bersama hidangan makan siang. Hajaj mempersilahkan
penggembala itu seraya berkata “mari makan bersama dengan saya!”.
Mendapat tawaran dari Hajaj penggembala itu
berkata dengan halus” maaf saya sudah mendatangi undangannya orang yang lebih
mulia dari pada engkau”. Mendengar jawaban penggembala itu Hajaj sedikit terkejut
karena pada umumnya orang yang mendapatkan panggilan darinya merasa bangga. “hey...
siapa orang itu? Siapa orang yang menurutmu undangannya lebih mulia dari pada
undanganku?”
Penggembala menjawab “ya, aku sedang mandatangi
undangannya Allah yaitu Puasa”.
mendengar ungkapan dari penggembala tersebut Hajaj
berkata: “di hari yang panas seperti ini?”
penggembala menjawab: “bukan hanya itu, tapi aku
berpuasa untuk hari yang lebih sangat panas dari pada hari ini yaitu Neraka”.
“Sudahlah puasa besok saja dan sekarang ayo makan
bersama saya!” ajak Hajaj. Kemudian penggembala menjawab lagi ”ya hajaj, jika
engkau bisa menjamin saya masih hidup sampai esok hari maka saya akan
membatalkan puasa saya hari ini, apakah anda bisa menjamin saya masih hidup
sampai esok?”. Dengan terheran Hajaj menjawab “ wah tentu saya tidak bisa menjamin”.
Rasa penasaran hajaj bertambah besar dan iapun
berkata “apakah kamu menolak makanan yang enak-enak ini, yang membuat ahli
masak, yang hampir tidak pernah kamu rasakan lezatnya, dan kamu ditemani orang
yang punya pangkat?
Kemudian penggembala menjawab lagi: “hai hajaj,
ingatlah, sesungguhnya yang membangkitkan Nafsu makan bukanlah makanan yang
lezat yang dibuat oleh ahli masak, dan teman makannya tapi yang membangkitkan
nafsu makan adalah kesehatan.”
Sahabatku kisah teladan ini sangat memberikan kita
pelajaran Sekalipun makanannya biasa tapi kalau dimakan saat keadaan sehat maka
makanan tersebut akan terasa nikmat. Sebaliknya selezat apapun makanan yang
dihidangkan jika kondisinya tidak sehat maka tidak akan ada nafsu makan.
Post a Comment